Topik Blog ini adalah
Efektivitas Proses Pembelajaran PAK.
Kata-kata ini diartikan sebagai berikut:
“Efektivitas” adalah ketercapaian
tujuan. Dalam konteks pembelajaran, efektivitas adalah ketercapaian tujuan
pembelajaran. Ini berarti ukuran efektivitas pembelajaran adalah tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk Standar Kompetensi
maupun Kompetensi Dasar yang dicabarkan lagi dalam indicator-indikator
Kompetensi Dasar. Bila indicator-indikator ini tercapai maka pembelajaran
berlangsung secara efektif.
“Proses” dalam konteks pembelajaran
diartikan sebagai interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara peserta didik dalam
suatu kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan di kelas pada setiap pertemuan
sampai pada akhir pertemuan/akhir semester. Jadi proses pembelajaran adalah
interaksi dua arah dalam kegiatan belajar mengajar (Pembelajaran)
“Pembelajaran” adalah sebuah
istilah yang dipakai untuk menggambarkan kegiatan terstruktur edukatif antara
pendidik dengan peserta didik. Ini berarti di dalam pembelajaran ada kegiatan
mengajar dan belajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru dan dosen,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.[1]
Mengajar dan belajar
atau mendidik dan belajar bukanlah sesuatu yang tidak dinarasikan dalam
Alkitab, di dalam Alkitab justru terdapat banyak bukti tentang kegiatan
mengajar. Memang benar bahwa mengajar yang disebutkan di dalam Alkitab tidak
harus dibayangkan secara formal seperti yang terjadi sekarang ini di dalam
kelas. Walaupun demikian konsep tentang mengajar dan praktik mengajar sudah ada
dalam Alkitab.[2]
Allah sendiri
memulainya di taman Eden untuk dua manusia pertama, dan manusia pertama
meneruskan kegiatan mendidik itu, kegiatan mendidik dan dididik (mengajar dan
belajar) itu diwariskan dari generasi ke generasi manusia sepanjang zaman
sampai ditemukannya praktik pendidikan secara formal dalam bentuk sekolah.
Di atas telah
dinyatakan bahwa kegiatan mengajar telah dilakukan oleh Tuhan dan kegitan
mengajar dan belajar dipercayakan kepada manusia. Informasi Biblika mendukung
pernyataan ini. Data-data itu dapat diruntut dalam ayat-ayat Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru. Ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang berhubungan dengan
kata mengajar dapat diperhatikan dalam nats-nats ini[3]:
Kel. 4:12, 35:34, Ul. 20:18, Hak. 13:8, II Sam. 22:35, II Raj. 12:2, II Taw.
17:7,9, Ezr. 7:10, Neh. 8:9,9:20, Ayb. 4:3, 15:5, 36:2, Maz. 18:34, 32:8,
71:17, 119:102, 144:1, Kid. 8:2.
Pada ayat-ayat di
atas dipakai kata “mengajar”, frasa mengajar dalam ayat-ayat ini dipakai dalam
beberapa pengertian yaitu dalam arti kiasan dan
literal (pembahasannya dalam kajian teori bab II disertasi). Sedangkan
data-data Perjanjian Lama tentang “mendidik” dapat dilihat dalam: II
Raj. 10:6, Ams. 6:23, 9:7, sementara data tentang “didikan” dapat diperhatikan dalam
ayat-ayat ini: Ayb. 5:17, Ams. 1:2, 3, 7,8, 3:1, 4:1, 13, 5:12, 23, 8:33,
10:17, 12:1, 13:1, 13:18, 15:5, 10, 32, 33, 19:20. Sedangkan data Perjanjian
Baru tentang “mengajar” dapat dilihat dalam: Mat. 9:35, 11:1, 13:54,21:23,
26:55, Mark. 1:21, 2:13, 4:1, 6:6, 10:1, 12:35, Luk. 4:31, 5:17, 6:6, 11:37,
12:1, 13:10, 22, 20:1, 21:37, Kis. 13:43. Sedangkan data tentang
“dididik/pendidik” dalam Perjanjian Baru muncul secara dua kali, yaitu Rom.
2:20 (pendidik orang bodoh), I Kor. 4:15 (beribu-ribu pendidik dalam Kristus
…).[4]
Berdasarkan
temuan-temuan literal dalam Alkitab tentang mengajar, mendidik dan belajar baik
secara tersurat maupun tersirat menegaskan bahwa Alkitab unik dengan
kitab-kitab suci lainnya. Alkitab menyentuk banyak level. Misalnya secara
sejarah ada dalam Alkitab, Puisi juga terdapat dalam Alkitab, Hikmat, wahyu
semuanya ada dalam Alkitab. Dengan demikian Alkitab berwibawa dalam Didakticum.
Tuhan adalah pengajar utama dan pertama, Yesus Kristus Guru Agung, Roh Kudus
adalah guru Multiple Intellegence.
Kembali pada topic blog
ini yakni efektivitas proses pembelajaran, baik secara umum maupun pendidikan
keagamaan seperti Pendidikan Agama Kristen mutlak memikirkan proses
pembelajaran secara mendalam. Komponen-komponen proses pembelajaran terdiri
atas:
1.
Tujuan
Pembelajaran
2.
Isi/Materi
Pembelajaran
3.
Metode
Pembelajaran
4.
Media
Pembelajaran
5.
Evaluasi
Pembelajaran
Lima komponen di atas
patut digumuli secara komprehensif, khususnya dalam proses Pendidikan Aagama
Kristen yang dilaksanakan di SD, SMP, SMA/SMU/SMTK, Sekolah Tinggi dan
Universitas.
Saya akan membahasa
lima komponen “proses pembelajaran” dalam postingan berikutnya.
Salam Didaktik
Kristi.
Dr. Yonas Muanley,
M.Div., M.Th.
S.Th.
STT Injili Arastamar Jakarta
M.Div.
STT Jaffray Jakarta (2002)
M.Th.
Konfersi di UKI, dan Ujian Negara di STT Injili Arastamar
D.Th.
Bidang Pendidikan Agama Kristen.
Kuliah
di Program Pascasarjana STT Baptis Indonesia Semarang sejak tahun 2007.
Menyelesaikan
materi kuliah di STT Baptis Indonesia sampai pada tingkat pengajuan proposal Disertasi
dan telah masuk dalam bimbingan awal disertasi, akan tetapi karena factor kesibukan
kantor dan factor jarak tempuh Jakarta dan Semarang, dan sejak 2009 harus
membiayai sendiri maka terkendala dan akhirnya memohon untuk pindah ke Jakarta
dan dikabulkan oleh STT Baptis Indonesia dengan member surat-surat lengkap
seperti: Transkrip Nilai, Surat Keterangan Pindah, dan surat kelakuan baik
selama studi. Kemudian saya pindah ke STT Rahmat Emmanuel Jakarta. Sungguh luar
biasa layanan STT Baptis Indonesia Semarang. Sangat mantap layanan administrasinya,
berkualitas dalam bentuk kuliah program Doktor Teologi yaitu “Kolokium” .
Semangat kolokium itulah yang sangat menolong saya sebagai dosen. Setiap kali
kami berjumpa dalam perkuliahan, nuansa “kolokium” sangat terasa, perdebatan
antar mahasiswa yang kadang berlangsung seru. Suatu saat dalam MK. Filsafat
Pendidikan Agama Kristen yang diasuh oleh Prof. Dr. M. Tairas, M.A. saya
berdebat secara sengit dengan teman-teman kuliah yang datang dari berbagai
kampus di Indonesia, dosen membiarkan suasana itu berlangsung dan saya sangat
senang untuk itu. Ternyata sebagian dosen adalah tamatan dari Amerika Serikat.
Saya sangat kagum karena silabus mereka sangat bagus. Sebelum kuliah dimulai,
beberapa bulan sudah dikirim silabus dengan topic-topik yang akan didiskusikan,
setiap mahasiswa memilih atau ditentukan oleh dosen. Topik tersebut disiapkan
secara ilmiah kemudian didiskusikan dalam format meja Perjamuan Yesus Kristus
(lihat gambar Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya). Singkatnya terima kasih
untuk para dosen saya di STT Baptis Indonesia Semarang:
1.
Pdt.
Dr. Sentot Sadono, M.Th.
2.
Pdt.
Dr. Sutarman, M.Th.
3.
Pdt,
Dr. Bambang, M.Th.
4.
Dr.
Wikanti
5.
Dr.
M. Tayras, M.A.
6.
Pdt.
Dr. John Tairas, M.A.
7.
Dll.
(Maaf sebagian dosen saya lupa namanya)
[1]
Dr. Yonas Muanley, M.Th. Pengaruh Kompetensi Paedagogik, Motivasi
Berprestasi Dosen, Integrasi Pendidikan Karakteristik Unggul Berbasis Didaktik
Yesus, Pemanfaatan Free Weblog sebagai Bahan Ajara Online Terhadap Efektivitias
Proses Pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih Jakarta, STT Paulus, STT Arrabona,
STT Rahmat Emmanuel Jakarta. Disertasi
STT Rahmat Emanuel Tahun 2012, hlm.1
[2]
Ibid
[3]Ibid
[4]
Ibid
0 Komentar